Seorang Hamba Dekat Dengan Allah, Ketika Sujud Dalam Salat

27 Jul 2023  | 604x | Ditulis oleh : Team
Seorang Hamba Dekat Dengan Allah, Ketika Sujud Dalam Salat

Sujud merupakan salah satu rukun salat. Salat tidak sah tanpa sujud.

Sujud juga merupakan ungkapan rasa syukur, ketundukan dan kepasrahan kepada Allah SWT. Misalnya sujud syukur. Orang beriman paling dekat dengan Allah SWT saat bersujud.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, ‘Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa‘” [HR. Muslim, hadis no. 313].

Dalam hadis di atas, Rasulullah menganjurkan agar umat Islam memperbanyak doa saat sujud Salat. Meski begitu, jika sujud yang dilakukan ini adalah sujud Salat, maka ada tuntunan yang wajib dilaksanakan.

Sebab, Salat merupakan ibadah mahdlah. Pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan yang dituntunkan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, baik mengenai gerakan-gerakannya maupun bacaan-bacaannya. Dari Abu Qilabah (diriwayatkan) ia berkata, Malik berkata, kami mendatangi Nabi saw …, beliau bersabda, “… dan salatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat aku salat …” [HR. al-Bukhari, hadis no. 595].

Termasuk dalam hal ini adalah gerakan dan bacaan dalam sujud. Sujud merupakan salah satu rukun Salat yang memiliki keistimewaan yakni untuk memperbanyak doa di dalamnya.

Berikut ini adalah doa sujud Salat yang dibaca Nabi shallallahu'alaihi wa sallam.

3 Doa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam Saat Sujud Salat

Mengutip laman muhammadiyah.or.id, tentang membaca doa selain bacaan ketika sujud pada lafal “maka perbanyaklah” (fa-aktsiru) di atas, mengandung arti mengulang-ulang bacaan doa sujud yang telah disyariatkan, bukan menambahkan dengan bacaan yang lain.

Adapun doa-doa yang sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam disebutkan dalam hadis sebagai berikut:

 سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّنَا وَ بِحَمْدِكَ اللّهُمَّ اغْفِرْلِي;

 سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى; 

 سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَ الرُّوْحِ.

Akan tetapi Rasul selalu membaca yang pertama, sesuai dengan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Menambah Bacaan Sujud

Membaca doa selain bacaan sujud tidak dipekenankan, karena dalil-dalil di atas dan hadis sebagai berikut: Sabda Nabi saw., sesungguhnya salat ini tidak boleh ada di dalamnya sesuatu dari perkataan manusia. Sesungguhnya ia adalah tasbih, takbir dan bacaan al-Qur’an. [Ditakhrijkan oleh Muslim].

Pun demikian, jika membaca doa sujud lalu menambah bacaan doa selain bacaan salat, sehingga sujud terakhir menjadi lebih panjang, maka hal ini juga tidak diperkenankan. Hal tersebut karena ada dalil yang menunjukkan bahwa lama waktu antara sujud satu dengan sujud yang lain dalam salat adalah hampir sama, sebagaimana riwayat sahabat Nabi saw, al-Bara’, berikut: Adalah salat Rasulullah, rukuknya, iktidalnya, sujud-sujudnya dan duduk di antara dua sujud itu (rentang waktunya) hampir sama [HR Muslim].

Ibn Baththal dalam kitabnya “Syarḥ Shaḥiḥ al-Bukhari li ibn Baththal” menyebutkan bahwa kisaran lama sujud dan rukuknya Nabi shallallahu'alahi wa sallam berbeda ketika salat jamaah dengan salat sendiri. Apabila salat jamaah maka kisaran waktu sujud dan rukuk relatif tidak terlalu lama. Sementara apabila beliau sendiri, maka boleh memanjangkan rukuk dan sujud dengan mengulang-ulang bacaan rukuk dan sujud. Adapun dalil yang secara khusus menyatakan bahwa Beliau pernah memanjangkan sujud pada rakaat terakhir belum ditemukan.

Menambah Bacaan Doa Sujud dalam Hati

Menanggapi hal tersebut, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ‘’Aabidah Ummu ‘Aziizah menilai bahwa menambah doa sujud walau pun dalam hati tidak diperkenankan. Ibadah mahdlah seperti salat begitu sensitif, sehingga segala tuntunannya harus diselaraskan dengan Al Quran dan Hadis.

“Kata ‘fa-aktsiru’ dalam hadis tentang sujud itu, kan, bukan ‘menambah’ tapi ‘memperbanyak’ dengan ‘mengulang-ulang’ bacaan sujud yang telah ada tuntunannya. Karena persoalan ibadah mahdlah ini begitu sensitif, khawatir bila melakukan inovasi justru akan membatalkan salat kita,” ucap ‘Aabidah pada Jumat (12/05).

Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah ini menambahkan bahwa bila memiliki doa yang lebih spesifik dapat diucapkan di luar ibadah salat. “Lebih baik kalau sekiranya ada doa yang lain, bisa disampaikan setelah salat atau di waktu-waktu khusus yang lain seperti waktu di antara azan dan iqamat, selepas salat tahajud,” anjur ‘Aabidah.

Selain itu, ‘Aabidah menyampaikan agar segenap kaum muslimin mengerti dan memahami makna bacaan salat sehingga aktivitas salat menjadi lebih khusyuk. “Kenapa kita harus tahu arti bacaan salat, ya salah satunya agar dirasakan oleh hati. Cuman karena nggak ngerti, akhirnya bacaan salat kita sebatas hafalan, bukan renungan,” tambahnya.

#Tag
Artikel Terkait
 
Mungkin Kamu Juga Suka
AMIN
Scroll Top